Contoh Majas Sintesia – Majas sinestesia merupakan suatu kalimat yang mengalami perubahan makna kata disebabkan oleh adanya pertukaran tanggapan antara 2 indra yang berbeda. Untuk lebih lengkapnya lagi simaklah pembahasan kami mengenai Materi contoh majas sinestesia singkat beserta arti dan penjelasan nya di bawah ini.
Daftar Menu Artikel
Pengertian Majas Sinestesia
Majas sinestesia atau kalimat sinestesia merupakan suatu kalimat yang mengalami perubahan makna kata disebabkan oleh adanya pertukaran tanggapan antara dua indara yang berbeda. Contohnya pada indra pendengar dengan indra peraba atau indara perasa dengan indra penglihatan.
Contoh Majas Sinetesia
Berikut ini adalah beberapa contoh majas sinestesia, dalam sebuah kalimat, yakni diantaranya :
Contoh 1 :
C. Ronaldo melepaskan umpan manis kepada Marcelo yang dengan mudah menceploskan bola ke dalam gawang Chelsea di ajang FA Cup yang di selenggarakan ti Camp Nou, Madrid.
Penjelasan :
” Umpan Manis ” pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah umpan yang kita lihat, bukan umpan yang kita kecap atau rasakan dengan lidah. Jadi telah terjadi pertukaran tanggapan antara indra penglihat (mata) dengan indra pengecap (lidah ).
Contoh 2 :
Wajah ayah seketika kecut setelah mendengar kabar anaknya hamil diluar nikah.
Penjelasan :
” Muka Kecut ” pada kalimat ini pada dasarnya adalah muka yang kita lihat, bukan muka yang kita kecap dengan indra pengecap (lidah). Jadi pada kalimat tersebut terjadi pertukaran tanggapan antara indra penglihat (mata) dengan indra pengecap ( lidah ).
Contoh 3 :
Dinda telah dikecewakan oleh sang pacar, oleh sebab itu saat ini Dinda bersikap dingin kepada setiap lelaki yang mencoba mendekatinya.
Penjelasan :
” Bersikap Dingin ” pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah sikap yang kita lihat, bukan sikap yang kita rasakan dengan kulit (Indra perasa dan Perasa) Jadi, terjadi pertukaran tanggapan antara indra penglihat (mata) dengan indra peraba ( kulit ).
Contoh 4 :
Omongan mu itu sungguh nggak enak di dengar !
Penjelasan :
” Nggak Enak Di Dengar” pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah omongan yang kita dengarkan, bukan omongan yang kita kecap dengan lidah(Indra Pengecap). Mak, telah terjadi pertukaran antara indra pendengar (telinga) dengan indra pengecap (lidah).
Contoh 5 :
Saat ini banyak remaja putri yang mengalami pelecehan seksual setelah mereka terbuai oleh rayuan manis dari laki laki yang baru saja mereka kenal.
Penjelasan :
” Rayuan Manis ” pada kalimat tersebut pada dasarnya merupakan sebuah rayuan yang kita dengarkan, bukan rayuan yang kita kecap dengan lidah. Maka, telah terjadi pertukaran tanggapan antara indra pendengar (telinga) dengan indra pengecap (lidah).
Contoh 6 :
Setelah mengetahui fakta bahwa suaminya telah berselingkuh dengan wanita lain, Bu Susi kemudian melontarkan kata kata yang pedas kepada selingkuhan sumainya itu.
Penjelasan :
” Kata Pedas ” pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah perkataan yang kita dengar, bukan perkataan yang kita kecap dengan lidah (Indra pengecap). Maka, telah terjadi pertukaran tanggapan antara indra pendengar (telinga) dengan indra pengecap (lidah).
Contoh 7 :
Dinda membawakan sebuah puisi yang indah buat Ilham kekasih hatinya sebelum Ilham pergi ke Mesir untuk melanjutkan kuliah nya.
Penjelasan :
” Puisi Indah ” pada kalimat tersebut pada dasarnya merupakan sebuah puisi yang kita dengarkan, bukan puisi yang kita lihat dengan mata (indra Penglihat). Maka, telah terjadi pertukaran tanggapan antara indra pendengar (telinga dengan indra penglihat (mata).
Contoh 8 :
Orang tua sebaiknya tidak berbicara kasar terhadap anak anakanya bila tidak ingin nanti anaknya akan berbicara kasar pula karena mencontoh orang tuanya.
Penjelasan :
” Berbicara Kasar ” pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah pembicaraan yang kita dengarkan oleh telinga, bukan pembicaraan yang kita raba dengan kulit. Maka, terjadi pertukaran tanggapan antara indra pendengaran (telinga) dengan indra peraba (kulit).
Contoh 9 :
Masakan istriku baunya enak sekali sehingga membuatku semakin lapar dan ingin segera mencicipinya.
Penjelasan :
” Baunya Enak ” pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah bau yang kita cium menggunakan hidung, bukan bau yang kita kecap dengan lidah. Maka, telah terjadi pertukaran tanggapan antara indra penciuman (hidung) dengan indra pengecap (lidah).
Contoh 10 :
Joni seorang Murid SMP Bunga Mawar, melontarkan kritik tajam terhadap salah satu, sebab guru tersebut sering datang terlambat, setelah itu dia dipanggil guru BP dan kemudain dihukum
Penjelasan :
” Kritik Tajam “ pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah kritik yang kita dengar, bukan kritik yang kita raba dengan menggunakan kulit. Maka, telah terjadi pertukaran tanggapan antara indra pendengar (telinga) dengan indra peraba (kulit).
Contoh : Seorang murid melontarkan kritik tajam pada guru mereka yang sering datang terlambat, setelah itu dia dipanggil guru BP dan kemudian dihukum
Penjelasan :
” Kritik Tajam “ pada kalimat ini pada dasarnya merupakan sebuah kritik yang kita dengar, bukan kritik yang kita raba dengan menggunakan kulit. Maka, telah terjadi pertukaran tanggapan antara indra pendengar (telinga) dengan indra peraba (kulit).
Demikianlah pembahasan kami mengenai Materi Contoh Majas Sinetesia. Semoga bermanfaat.
Artikel terkait :