Rumah Adat Sulawesi Selatan – Nama, Gambar, dan Penjelasan

Rumah Adat Sulawesi Selatan – Rumah adat merupakan bagian dari kebudayaan yang tentunya memiliki keberagaman dan juga memiliki ciri khasnya masing-masing. Begitu juga dengan Sulawesi Selatan yang memiliki keragaman rumah adat sesuai suku masing-masing dalam satu kesatuan rumah adat Sulawesi Selatan. Untuk lebih lengkapnya simaklah pembahasan kami mengenai Materi Rumah Adat Sulawesi Selatan di bawah ini.

Rumah Adat Sulawesi Selatan

Rumah Adat Sulawesi Selatan

Rumah adat bagi masyarakat Sulawesi Selatan menjadi sesuatu yang sakral karena di setiap bagiannya memiliki filosofi atau makna tersendiri. Di balik itu semua, rumah adat Sulawesi Selatan memiliki nilai artistik yang tinggi.

Dengan arsitektur khas timur serta pengaruh yang dari unsur yang lainnya menjadikan keberagaman rumah adat Sulawesi Selatan menjadi semakin unik. Rumah adat Sulawesi Selatan memiliki keragaman berdasarkan suku masing-masing, antara lain :

1. Rumah Adat Suku Makasar

Rumah Adat Suku Makassar

Rumah adat Suku Makassar, yang mana Masyarakat Makassar menyebut rumah tersebut dengan sebutan Balla. Rumah suku Makassar berbentuk seperti panggung yang biasanya memiliki tinggin 3 meter dari tanah. Rumah ini disangga dengan 5 kayu penyangga ke arah belakang dan 5 penyangga lainnya ke arah samping.

Terdapat perbedaan dengan rumah seorang bangsawan yang tingkat perekonomiannya tinggi, yang mana biasanya ukurannya lebih besar. Jumlah penyangga biasanya memiliki 5 penyangga ke arah samping dan 6 atau bahkan lebih dari 6 penyangga ke arah belakang.

Atap rumah Makassar ini sendiri berbentuk pelana bersudut lancip yang menghadap atau mengarah ke bawah yang tentunya memiliki pilosofi tersendiri. Atap rumah adat suku makasar biasanya terbuat dari nipah, rumbia, bambu, ijuk, dan juga alang-alang. Yang unik dari rumah adat ini, di bagian puncak atap yang berbatasan dengan dinding ada bentuk segitiga yang mana masyarakat suku makassar menyebutnya dengan timbaksela.

Timbaksela ini sendiri memiliki simbol tersendiri bagi masyarakat Makassar salah satunya yaitu menandakan derajat kebangsawanan mereka. Adapun untuk Timbaksela yang tidak bersusun dimiliki warga biasa sedangkan yang bersusun tiga ke atas milik bangsawan.

2. Rumah Adat Suku Bugis

Rumah adat suku bugis

Rumah adat Sulawesi Selatan yang ditinggali oleh suku Bugis sehingga sampai saat ini dikenal dengan nama rumah adat bugis. Desain rumahnya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rumah Adat Makassar yang mana pada bentuknya menyerupai Rumah Panggung.

Uniknya, rumah adat yang satu ini memiliki bagian, dimana tiap tiap bagiannya memiliki nilai atau makna tersendiri. Adapun penjelasan dari makna dari tiap tiap bagian tersebut, sebagai berikut :

  • Bagian Atas: Bagian atas atau yang disebut juga Boting Langiq atau atap rumah yang melambangkan perkawinan di atas langit oleh We Tenriabeng.
  • Bagian Tengah: Bagian tengah atau yang disebut juga Ale Kawaq biasanya digunakan sebagai tempat tinggal si pemilik rumah. Adapun maknanya yaitu penggambaran Indonesia atau bumi pertiwi.
  • Bagian Bawah: Bagian bawah atau masyarakat suku bugis menyebutnya dengan Buri Liu merupakan bagian kolong rumah yang memiliki makna bahwa dunia ada di bawah tanah atau bawah laut. Biasanya tempat tersebut digunakan untuk rumah hewan peliharaan.

3. Rumah Adat Suku Luwuk

Rumah Adat Suku Luwu

Rumah adat Sulawesi selatan Suku Luwuk dulunya merupakan rumah Raja Luwu. Raja Luwu sendiri merupakan rumah adat Sulawesi Selatan yang dibangun dengan 88 tiang berbahan utama kayu. Rumah adat ini memiliki bentuk persegi empat yang mana antara jendela dan pintu memiliki ukuran yang sama. Selain itu, rumah adat Luwuk memiliki 3 atau bahkan 5 bubungan yang menjadi penanda pemilik rumah tersebut.

Bagian pertama rumah ini terlihat ruangan yang memiliki daimeter yang luas dimana dulunya digunakan sebagai tempat membahas masalah kerajaan dengan rakyat. Dibagian kedua, kita akan temukan 2 kamar dimana kamar tersebut digunakan untuk datuk dan sang raja. Bagian terakhir juga akan kita temukan 2 kamar yang biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil.

Yang membedakan dengan rumah lainnya yaitu terletak pada ukiran dan pahatan ornamennya. Ornamen rumah adat suku luwuk ini disebut bunga prengreng yang melambangkan filosofi hidup menjalar sulur yang memiliki makna hidupnya tidak terputus-putus. Ornamen ini bisa kita temukan pada induk tangga, papan jendela, maupun anjong atau tutup bangunan.

4. Rumah Adat Suku Mandar

Rumah Adat Suku Mandar

Tidak jauh berbeda bahkan bisa dikatakan sama Rumah adat Suku Mandar ini memiliki bentuk yang sama dengan rumah adat Bugis dan Makassar. Adapun perbedaannya yang terletak pada bagian teras (lego) yang lebih besar. Selain itu, apabila kita melihat atapnya, maka bentuknya seperti ember yang miring ke depan.

5. Rumah Adat Suku Toraja

Rumah Adat Suku Toraja

Rumah adat Sulawesi Selatan Suku Toraja atau masyarakat daerah tersebut menyebutnya tongkonan. Tongkonan berdiri di atas tumpukan kayu yang biasanya ukiran yang terdapat pada Tongkonan iniĀ  memiliki 3 warna yaitu warna merah, hitam, dan kuning. Tongkonan sendiri melambangkan hubungan dengan leluhur mereka sehingga rumah ini digunakan sebagai pusat spiritual untuk masyarakat tersebut.

Rumah adat ini merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu yang pada bangunannya memiliki 3 bagian. Adapun bagiannya terdiri dari ulu banua (atap), kalle banua (badan rumah), serta suluk banua (kaki rumah). Untuk tata ruangnya ada ruang utara (ruang tamu), tengah (ruang keluarga), dan selatan (ambung). Tongkonan sendiri memiliki 3 jenis, yaitu :

  • Tongkonan layuk, yang mana tongkonan layuk ini sebagai tempat kekuasaan tertinggi karena sebagai pusat pemerintahan
  • Tongkonan pekanberan (pekaindoran), yang mana Pakaindoran Biasanya dimiliki oleh anggota keluarga yang memiliki kedudukan atau jabatan dalam adat
  • Tongkonan batu, yang mana tongkonan ini digunakan oleh warga biasa atau masyarakat yang tidak memilkiki kedudukan atau jabatan dalam adat tersebut.

Ornamen di dalam rumah Toraja menunjukkan konsep keagamaan yang mana masyarakat toraja menyebutnya dengan passura. Setiap guratan ukiran pada kayu mengandung nilai yang magis dan sakral bagi pemiliknya.

Demikianlah pembahasan kami mengenai Materi Rumah Adat Sulawesi Selatan. Semoga bermanfaat.

Artikel lainnya :